Dari Umar bin Al Khaththab, ia berkata
bahwa Rasulullah-Shallallahu Alaihi Wasallam-telah bersabda, yang
artinya,”Janganlah kalian memujiku dengan pujian yang melebih batas
dalam memuji dengan kebohongan sebagaimana orang-orang Nashrani memuji
dengan pujian yang melebih batas dalam memuji dengan kebohongan kepada
putra Maryam. Sesungguhnya aku adalah seorang hamba, maka
katakanlah,’Hamba Allah dan Rasul-Nya.’” (Al Bukhari)
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
melarang memuji dirinya secara berlebihan sampai dalam tahapan berbohong
dalam memuji terhadap dirinya, sebagaimana para penganut Nashrani
mengklaim bahwa Isa putra Maryam Alahissalam sebagai tuhan. (Al Siyraqat
As Saniyah, hal. 314)
Hadits menegaskan bahwa Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam adalah hamba dan rasul, maka tidaklah boleh
mengungkapkan perkataan mengenai beliau yang menafikan keduanya yang
mengarah kepada makna rububiyah maupun uluhiyah.
Sebagaimana Al Bushiri juga menyatakan
dalam Al Burdah,”Tinggalkan apa yang diklaim oleh para penganut Nashrani
terhadap nabi mereka. Dan tetaplah dengan apa yang engkau kehendaki
(terhadap) pujian terhadapnya (Rasululullah Shallallahu Alaihi wa
Sallam) dan lakukan sesukamu.” (Al Mawahib Ad Dunyah, hal. 541).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar