Kamis, 05 Maret 2015

DASI KUPU-KUPU Karya S.Rangga

Telepon rumah kamu! Jadi maaf Tante ngasih taunya cuma bisa lewat sini. Mama kamu meninggal Radit, karena kecelakaan! Tadi pagi Mama-mu buru-buru sekali! Terus sampai lupa bawa dasi kupu-kupu yang mau dia pinjem. Tante minta tolong tetangga yang lewat biar tante bisa nyusul Mamamu dan ngasih dasi kupu-kupu itu. Tapi ternyata di jalan tidak jauh dari rumah Tante taksi yang dinaiki Mamamu tertabrak truk sampai hancur! Sekarang jenazah mamamu sedang di RS. Harapan Bunda, Tante yang menungguinya di sini sama beberapa orang! Kamu cepat ke sini! Tutt.. tutt... tutt"

Pesan itu berakhir, dan kakiku langsung lemas. Mama sudah meninggal tadi pagi? Lalu siapa yang menyerahkan dasi kupu-kupuku dan menemani aku wisuda tadi pagi? Air mataku mulai berlinang.
"Ma... Mama!" panggilku berharap ada jawaban.
"Ma!!!" teriakku. aku naik ke lantai atas kemudian melihat foto Wisudaku di atas meja. Aku pandangi wajah ayu Mama yang berdiri di sampingku dengan tersenyum manis.
"Iya, Sayang ada apa?" seseorang membuka pintu kamarku.

Aku melihat wajah Mama yang pucat. Aku menelan ludah karena ketakutan.
"Ma, jangan mendekat Ma!" seruku dengan suara bergetar.
"Kenapa, Sayang?"
"Coba lihat wajah Mama di cermin!"
"Sayang, kamu ini kenapa sih?"
"Mama itu sudah meninggal!" teriakku.
"Kamu sudah tahu?" Mama memandangiku dengan wajah berkaca, "Maafkan mama, Sayang!"

Mama mendekatiku, aku hanya mampu mematung. Mama mengambil foto yang ada di tanganku kemudian menggoyangkannya kemudian menyerahkannya kembali kepadaku. Sekarang foto itu hanya berubah menjadi selembar kertas kosong. Mama membalik tubuhnya kemudian menjauh.
"Sekarang, pergilah ke RS. Kasih Bunda mama tunggu di sana!" serunya sebelum akhirnya menghilang.
Masih dengan tidak percaya dengan apa yang aku lihat aku pergi ke RS. Kasih Bunda. Dengan naik Bus yang lewat pertama kali akhirnya aku sampai di Rumah Sakit.
Aku melihat bayangan Mama di pintu masuk rumah sakit, aku mengikuti bayangan itu sampai di suatu ruang.

Di ruangan itu cukup ramai, bayak orang berjalan ke sana kemari. Tapi diantara orang-orang itu banyak juga pasien yang tiduran. Mama menunjuk satu pasien.
"Lihat itu!"

Aku melihat pasien tiduran yang di tunjuk Mama.
"Hah?" Aku tidak percaya dengan yang aku lihat. Rendi sudah terbujur kaku di depanku.
"Benarkah ini Ma?" aku semakin ketakutan saat Mama mengangguk.
aku melihat seseorang lain di sebelah Rendi, dan di sana ada Haikal. Aku semakin keakutan.
"Jadi kalian semua?"
"Iya kami semua sudah meninggal, Radit!" Seseorang memeluk bahuku dari belakang. Aku temukan wajah-wajah sahabatku berdiri di sampingku.
"Dan tidak hanya kami, tapi kamu juga Radit!" Haikal menunjuk ke salah satu mayat. Dan kakiku lemas saat melihat mayat itu memang aku.
"Ternyata mobil kita benar-benar masuk jurang pagi tadi! Kami sadar saat gambar kami tidak terlihat di foto. Tapi Mamamu melarang kami untuk memberitahumu sebelum kamu selesai wisuda. Karena Mamamu tahu kamu sangat menginginkannya!" jelas Haikal.

Tanpa aku sadari air mataku mulai terjatuh. Air mata bayangan karena aku memang makhluk yang tidak berwujud sekarang. Aku memandangi tanganku yang memang sudah menjadi transparan. Mama memelukku, begitu juga kedua sahabatku. Paling tidak aku tidak perlu merasa kehilangan siapa pun. Karena aku pun menghilang bersama mereka... orang-orang yang aku kasihi...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar